HERBARIUM
A. DEFINISI HERBARIUM
Herbarium
adalah kumpulan tumbuhan kering yang dipress dan ditempelkan pada lembaran
kertas, biasanya kertas manila yang menghasilkan suatu label dan data yang
rinci serta disipan dalam rak-rak atau lemari besi dalam urutan menurut aturan
dimana herbarium itu disimpan. Atau dengan kata lain Herbarium merupakan tempat
penyimpanan contoh koleksi spesimen tanaman/tumbuhan yang telah diawetkan
dengan cara-cara khusus.
Herbarium
sangat penting untuk digunakan dalam pekerjaan taksonomi, sebagai pengelompokan
suatu hal berdasarkan hierarki tingkatan tertentu. Di mana taksonomi yang lebih
tinggi bersifat lebih umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih
spesifik terkait misalnya jenis tanaman atau daun.(1)
Herbarium merupakan suatu bukti
autentik perjalanan dunia tumbuh-tumbuhan selain berfungsi sebagai acuan
identifikasi untuk mengenal suatu jenis pohon. Istilah Herbarium adalah
pengawetan specimen tumbuhan dengan berbagai cara.untuk kepentingan koleksi dan
ilmu pengetahuan.
Koleksi specimen herbarium biasanya
disimpan pada suatu tempat yang diberi perlakuan khusus pula yang dikenal
dengan laboratorium herbarium. Para ahli-ahli botani menyimpan koleksi
herbarium mereka pada pusat-pusat herbarium di masing-masing Negara. Di
Indonesia pusat herbarium terbesar terdapat di Herbarium Bogoriense Bidang
Botani, Puslit Biologi-LIPI berada di wilayah Cibinong Jawa Barat. Laboratorium
ini menyimpan lebih dari 2 juta koleksi herbarium yang berasal dari berbagai
wilayah di seluruh Indonesia dan dari berbagai Negara di dunia.
Spesimen yang tersimpan di gedung
ini ada diantaranya sudah berumur ratusan tahun, terbukti pada label tempel
tertulis tahun pembuatan 1823 yang berarti specimen tersebut diabuat tahun 1923
dan dilengkapi pula dengan lokasi pengambilan spesimen. Lokasi tempat
pengambilan spesimen tersebut kemungkinan sekarang telah beralih fungsi menjadi
fungsi lain seperti perkebunan, pemukiman, perkantoran atau bentuk lain(2)
(1) tribun news.com www
(2) www.Badikhut.com (balai pendidikan
dan pelatihan kehutanan Makassar)
B. TIPE-TIPE HERBARIUM
Berdasarkan cara pengawetannya,
herbarium di golngkan menjadi pengawetan
kering maupun pengawetan basah, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
·
HERBARIUM KERING
Herbarium
ysng cara pengawetannya dengan cara dikeringkan. sebagian besar specimen herbarium yang disimpan sebagai
awetan dalam herbarium-herbarium di dunia ini diproses melalui pengeringan.
Pengeringan biasanya dilakukan dengan sinar matahari, kecuali bila ada
pertimbangan-pertimbangan lain misalnya keadaan cuaca. Pada musim penghujan,
pengeringan tidak dapat berlangsung cepat , sehingga bahan yang dikeringkan kadang-kadang
terganggu oleh jamur. (3)
·
HERBARIUM BASAH
Yang
dimaksud dengan herbalium basah adalah spesimen tumbuhan yang telah diawetkan
dan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari berbagai macam zat dengan
komposisi yang berbeda. disamping itu dapat pula ditempatkan zat-zat lain untuk
tujuan-tujuan tertentu, untuk sejauh mungkin mempertahankan warna asli bahan
tumbuhan yang diawetkan. adapun bahan awet yang digunakan adalah formalin.
(3) Bahan ajar farmakognosi : 10
C. CARA PEMBUATAN HERBARIUM
Pengumpulan Material
Kumpulkan
bahan tanaman yang akan dibuat Herbarium
Siapkan koran dan tempelkan bahan Bersihkan tanah yang menempel pada
akar tanaman tanaman di atas koran
Herbarium
Siap Dipindahkan dan Dilengkapi dengan Data Pendukung
Material
herbarium yang diambil harus memenuhi tujuan pembuatan herbarium,yakni untuk
identivikasi dan dokumentasi. Dalm pekerjaan identifikasi diperlukan ranting,
daun, kundcup, kadang-kadang bunga dan buah, dalam satu kesatuan. Materium
hebarium yang lengkap mengandung ranting, daun muda dan tua,kuncup, bunga muda
dan tua yang segar, serta buah muda dan tua. Materi hebarium dengan bunga dan
buah jauh lebih berharga dan bisa disebut herbarium fertile, sedang material
herbarium tanpa bunga dan daun disebut herbarium steril.
Untuk
keperluan dokumentasi ilmiah dianjurkan untuk membuat materi herbarium fertil
dan untuk setiap nomor koleksi agar dibuat beberapa spesimen sebagai dupliakat.
(3 spesimen atau lebih per nomor koleksi).
Material
herbarium dari pohon berdiameter besarmaupun kecil agar dipilih ranting yang
berbunga dan berbuah. Apabila hal ini suliit dilakukan, cukup diambil ranting
dengan daun-daun dan kuncup utuh dalam satu kesatuan. Material herbarium dari
tumbuhan terna, dan rumput-rumputan, datang dan daunnya harus dikimpulkan pula.
Demikian pula halnya dengan bambu, material herbariumnya tidak berupa ranting
dan bunga, tetapi ruas batang dan pelepahnya harus disertakan pula.
Material
herbarium rotan sangat sulit dikumpulkan karena selain berdaun majemuk berisip
yang panjang lebih dari 1 meter, bahkan ada yang mencapai 4 meter (termasuk
sirus), misalnya rotan manau, harus disertakan pula batang dan pelepah yang
banyak durinya itu. Beberpa senis rotan tidak memeiliki sirus diujung daun,
namun mempunyai salur berduri pada bagian pelepah yang disebut flagel yang
panjangnya mencapai 5 meter, seperti pada rotan kesur.
Selain
material herbarium harus lengkap, perlu diperhatikan pula bahwa pada saat
pengambilan material herbarium harus dilakukan pula pencatatan data tumbuhan.
Terutama karakter/sifat yang akan hilang akan diawetkan. Material herbarium
tanpa catatan tmbuhannya dianggap sangat tidak ada artinya. Pencatatan gata
tumbuhan dengan dengan menggunkan buku catatan atau blanko isian/tally
sheet(lampiran 1).
Bersama
dengan pencatatan identitas tumbuhan tersebut, perlu dengan segera dibuat pula
label ganting yang diikat pada material herbariu. Satu label untuk satu
specimen. pada setiap label gantung ditulis kode(singkatan nama) kolektor
(pengumpul), nomor koleksi, nama lokal (daerah) tumbuhan yang dikumpulkan,
lokasi pengumpulan, dan tanggal. Dianjukan untuk penulisan pada label gantung
tersebut mengunakan pensil, supaya tulisan tidak larut bila kena siraman
alcohol atau spiritus.
(4)Teknik pembuatan herbarium
(onrizal, prodi kehutanan,
FP universitas Sumatra utara)
PEMBUATAN
HERBARIUM
@
HERBARIUM KERING
Adapun cara untuk
mengambil spesimen dan mengawetkannya adalah sebagai berikut :
a. Mengambil
spesimen selengkap mungkin, kemudian data-datanya dicatat selengkap mungkin
karena nantinya bagian-bagian tersebut akan berubah warnanya menjadi coklat
jika sudah kering. Untuk spesies yang berbunga, diambil dalam jumlah yang
banyak, karena nantinya dapat dibuat duplikatnya.
b. Spesimen
ditata di antara kertas koran, penataan tersebut harus mewakili sebagian besar
bagian tumbuhan. Misal untuk bagian daun maka harus ada bagian atas dan bagian
bawah yang terlihat.
c. Spesimen
diberi label dengan etiket gantung menggunakan pensil agar tidak hilang atau
luntur yang bertuliskan nama specimen kolektor tanggal.
d. Kertas
koran yang telah berisi spesimen dimasukkan dalam plastik besar dan disiram
dengan alkohol 70% atau spirtus agar tidak membusuk dan daunnya tidak mudah
rontok.
e. Kantong
plastik diikat dengan kuat selama proses pengeringan, agar alkohol atau spirtus
tidak menguap.
f. Proses
pengepresan dengan menggunakan sasak atau menggunakan papan kayu yang
diantaranya diberi kardus dan seng bergelombang agar panasnya merata dan
spesimen tidak menjadi rusak dan rata.
g. Pengarangan
/ pengeringan di dalam oven. Untuk pengarangan ini dilakukan dua macam. Ada
yang dengan menggunakan oven arang dan ada pula dengan oven listrik. Untuk oven
arang suhunya tidak tentu karena hanya berdasarkan banyaknya arang dan suhunya
tidak dapat diukur. Dalam sehari bisa menghabiskan tiga karung arang. Dan untuk
yang menggunakan oven listrik menggunakan suhu pemanasan 60°C -70°C.
h. Spesimen
yang sudah kering dilengkapi datanya dari lapangan (kolektor) yang meliputi
nama ilmiah, nama daerah, tempat koleksi dan catatan-catatan yang diperlukan
sebagai penjelas. Misalnya warna asli dan habitus pada etiket tempel. Jika
kolektor sudah meninggal, atau label sudah rusak, atau pada herbarium tersebut
tidak dicantumkan kolektor maka dapat melihat pada buku lapangan yang beliau
tinggalkan.
i.
Penempelan Spesimen yang sudah
dikeringkan selanjutnya ditempel dikertas acid free. Penempelan spesimen
menggunakan isolatip khusus, Isolatip tesebut hanya dapat menempel pada kertas
acid free bila isolatip tersebut dipanaskan menggunakan pemanas yang berbentuk
seperti solder. Hal ini memudahkan pada saat proses remounting karena isolatip
tidak menempel langsung pada specimen, selain itu isolatip khusus ini lebih
tahan lama dari pada isolaip biasa.
j.
Remounting. Proses remounting merupakan
proses penempelan ulang spesimen yang sudah sangat lama atau hampir rusak. Pada
proses remounting, dibagian bawah kertas diberi tanggal specimen tersebut
diremounting. Pada herbarium kering, revisi nama specimen ditempatkan pada
kertas kecil dan ditempelkan di atas label asli. Apabila collector ragu-ragu
terhadap data yang ada, maka diberi tanda tanya.
k. Penyimpanan di lemari pendingin pada suhu
–20oC selama seminggu. Hal ini untuk mencegah dari gangguan serangga. Sebelum
menggunakan pendingin, untuk menghindari serangan serangga, awalnya menggunakan
HgCl2. Namun, dihentikan karena sangat berbahaya.
l.
Spesimen yang telah lengkap dimasukkan
dalam amplop/folder bag yang berwarna untuk genus, coklat untuk spesies dan
putih untuk spesies yang sama atau warna coklat untuk asal pulau yang sama..
Kemudian dimasukkan di lemari penyimpanan. Untuk penyimpanan herbarium
dilakukan secara alfabetis urut dari nama family (A-Z) kemudian genus (A-Z)
selanjutnya spesies (A-Z) agar memudahkan dalam pencarian datany.(5)
(5)dewangga™. Harmony of Art, Culture and
Technology
@ HERBARIUM
BASAH
Pada spesimen
buah atau bunga yang memiliki bentuk yang tebal dan tidak memungkinkan
dilakukan dengan pengawetan dengan cara koleksi kering maka dilakukan koleksi
basah. Larutan umum yang dipakai dalam koleksi basah adalah alkohol 95% sebanyak
3500 ml (70 %) dan aquades 1500 ml (30%) sehingga total larutan keseluruhan
adalah 5000 ml. sedangkan untuk larutan blangko terdiri dari alkohol 95%
sebanyak 3100 ml (62%) , aquades 1050 ml (33) , dan gliserin 250 ml (5%).
Spesimen yang diawetkan kemudian dimasukkan dalam toples kaca. Ukuran toples
disesuaikan dengan besar kecilnya spesimen yang diawetkan. Pada spesimen
tertentu, kandungan alkohol akan berubah, sehingga harus dilakukan penggantian
alkohol secara rutin. Contohnya adalah pada spesimen bunga Raflessia.
Koleksi basah yang disimpan di Herbarium Bogoriense selalu terdapat koleksi keringnya. Namun untuk koleksi kering belum tentu disimpan koleksi basahnya.
Spesimen yang ada di Herbarium Bogoriense ini meliputi tanaman dari Malaysia, Asia, Australia dan Pasifik serta daerah lainnya. Spesimen ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok khusus dan kelompok umum. Spesimen khusus ialah spesimen tipe, yaitu spesimen yang pertama kali diberi nama atau yang digunakan sebagai acuan dalam pemberian nama ilmiah yang disimpan dalam ruangan tersendiri. Sedangkan kelompok umum dapat dilakukan berdasarkan kelompok tumbuhan tersebut. Antara lain: kelompok dikotil, monokotil, gymnospermae, kriptogamae, dan tumbuhan paku.
Berdasarkan kegiatan tersebut Herbarium Bogoriense memiliki tujuan untuk pelestarian keanekaragaman alam yang dapat dinikmati oleh semua orang maupun generasi mendatang(5)
Koleksi basah yang disimpan di Herbarium Bogoriense selalu terdapat koleksi keringnya. Namun untuk koleksi kering belum tentu disimpan koleksi basahnya.
Spesimen yang ada di Herbarium Bogoriense ini meliputi tanaman dari Malaysia, Asia, Australia dan Pasifik serta daerah lainnya. Spesimen ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok khusus dan kelompok umum. Spesimen khusus ialah spesimen tipe, yaitu spesimen yang pertama kali diberi nama atau yang digunakan sebagai acuan dalam pemberian nama ilmiah yang disimpan dalam ruangan tersendiri. Sedangkan kelompok umum dapat dilakukan berdasarkan kelompok tumbuhan tersebut. Antara lain: kelompok dikotil, monokotil, gymnospermae, kriptogamae, dan tumbuhan paku.
Berdasarkan kegiatan tersebut Herbarium Bogoriense memiliki tujuan untuk pelestarian keanekaragaman alam yang dapat dinikmati oleh semua orang maupun generasi mendatang(5)
(5)dewangga™. Harmony of Art, Culture and
Technology
TEMPAT
KOLEKSI HERBARIUM
a. Materi
basah harus segera dikeluarkan dari kantongnya, kemudian dirapikan tumpukkannya
dan bila perlu kertasnya diganti dengan kertas baru. Selanjutnya, tumpukkan
material herbarium dipres di dalam sasak, kemudian dimasukkan ke dalam
tungkupengeringan atau oven dengan suhu 80°C selama 48 jam.
b. Material
yang sudah kering diidentifikasi nama botaninya. Biasanya secara berturut –
turut material tersebut termasuk suku apa, marga dan jenis apa.
Hasil identifikasi ini
ditulis pada label identifikasi yang telah disiapkan. Dalam hal ini harus
diperhatikan agar nomor koleksi yang ditulis pada label identifikasi sesuai
dengan nomor koleksi pada label gantung.
c. Materi
herbarium yang telah diidentifikasi kemudian diawetkan dengan cara sebagai
berikut:
-
Material dicelupkan ke dalam larutan
sublimat, yakni campuran alcohol 96% dan tepung sublimatdengan perbandingan 50
gram sublimat dalam 1 liter alcohol.
Pada proses pengawetan
ini dianjurkan agar digunakan sarung tangan dank ain kasa penutup hidung untuk
menghindari cairan dan uap sublimat.
-
Material yang sudah dicelupkan (sekitar
2 menit) di dalam larutan sublimat dimasukkan ke dalam lipatan kertas Koran,
kemudian beberapa material ditumpuk menjadi satu dan ditaruh diantara 2 sasak,
lalu diikat kencang.
-
Sasak yang berisi material tersebut
dimasukkan ke dalam tungku pengeringan dan dijemur sampai material menjadi
kering.
-
Material yang telah kering inisiap untuk
diproses lebih lanjut sebagai koleksi herbarium yang tahan terhadap serangan
jamur maupun hama.
d.
Material herbarium kering kemudian
diplak atau ditempelkan pada kertas gambar yang kaku dan telah disterilkan.
Bersamaan dengan pengeplakkan dilakukan pula pemasangan label identifikasi yang
tekah diisi. Dalam hal ini, perln diperhatikan agar tidak terjadi salah pasang
antara label identifikasi dengan nomor koleksi herbarium yang bersangkutan(4)
(4)Teknik pembuatan herbarium
(onrizal, prodi kehutanan,
FP universitas Sumatra utara)
0 komentar:
Posting Komentar